Memotret momen olahraga begitu menyenangkan. Walau kadang untuk mendapatkan momen yang pas, tidaklah mudah. Dibutuhkan kesabaran, kejelian dan kecepatan. Misalnya saja memotret sepakbola. Objek yang difoto tidak akan jauh-jauh dari lokasi kita memotret. Ya pasti masih didalam kotak lapangan itu saja. Meski begitu, pergerakan demi pergerakan pemainnya berlangsung begitu dinamis. kalau sudah demikian, seorang fotografer tak ubahnya prajurit tentara yang bertugas sebagai penembak jitu atau sniper. Selalu membidik ke arah target objek yang dituju, kemanapun mereka bergerak. Dan ketika momen dirasa sudah pas, lalu tinggal tekan tombol shutter.
pasti sudah kita ketahui semua, saat memotret objek yang bergerak dengan cepat, untuk bisa merekam gambar dengan kualitas yang tajam, maka dibutuhkan speed yang tinggi pula. Semakin tinggi speed akan semakin sempurna merekam gambarnya. Sementara untuk mencukupi sinar yang masuk pada sensor kamera, sudah sepatutnya bukaan diafragmanya memilih yang paling lebar atau dengan patokan angka terkecil. pada pertandingan Arema ISL melawan Persiwa (29/3) lalu di Stadion Kanjuruhan Malang yang berakhir dengan kemenangan di pihak Arema ISL dengan skor 2-1 , saya sendiri menseting bukaan diafragma pada angka f/2,8. Sedangkan speed nya hampir rata-rata diatas 1/800. Dengan lensa tele 200 mm.